Kota Cerdas? Transportasi Publik dan Sektor Informal di Jakarta
Kota cerdas, apakah itu? Banyak pengelola kota di Indonesia mengartikan kota cerdas sebagai kota yang penuh teknologi sehingga mereka mengadakan program Wi-Fi di seluruh kota dengan tujuan semua orang dapat dengan mudah mengakses internet. Di Indonesia kota cerdas di asosiasikan sebagai kota yang memiliki teknologi informasi canggih. Semua pelayanan kota dilakukan secara online, baik dari mencari tempat tidur di rumah sakit bagi mereka yang harus rawat inap, sampai dengan pelayanan kependudukan yang dapat diakses dari rumah melalui perangkat komputer. Benarkah demikian?
Kota Cerdas adalah kota yang mampu memanfaatkan teknologi digital atau teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kota, mengurangi konsumsi dan biaya pengeluaran, baik energi, transportasi, sampah, air bersih, dan air kotor, serta mempererat hubungan antar warga kota sehingga kotanya menjadi nyaman Tetapi, Indonesia selama ini sangat jauh dari kota cerdas karena kota cerdas membutuhkan pengelolaan kota yang prima. Kota-kota di Indonesia masih kekurangan energi terbukti dengan listrik yang sering padam, sampah yang tidak terkelola dengan baik, air bersih yang tidak mengalir, air kotor yang mampet sehingga menimbulkan penyakit. Semua adalah bukti bahwa jarak antara kota cerdas yang diidamkan dan kenyataan yang ada masih sangat jauh.
Kota yang cerdas adalah kota yang nyaman dihuni dan mampu memberi kesejahteraan bagi penduduknya. Kota yang tidak hanya secara ekonomi mampu mensejahterakan penduduknya, tetapi juga nyaman dihuni sehingga setiap penduduknya termotivasi untuk maju, terinspirasi dan di dorong untuk lebih produktif. Sehingga bisa dikatakan kota cerdas lebih banyak berhubungan dengan perencanaan kota baik perencanaan sosial maupun ruang yang dapat menjadi wadah untuk hidup nyaman. Itu berarti teknologi informasi hanya bagian kecil dari kota cerdas secara keseluruhan.
Di dalam perencanaan sosial dan ruang itu, Kota cerdas adalah kota yang mampu berproduksi dengan memanfaatkan berbagai titik simpul yang ada. Disitulah letak kecerdasan kota. Memang benar Kota Cerdas adalah kota yang dapat memberi fasilitas telekomunikasi bagi penduduknya. Dulu sebelum ada telepon seluler, kota cerdas adalah kota yang dapat memberi fasilitas telpon bagi penduduknya. Sekarang hampir semua orang memiliki telpon seluler dan dapat bertelekomunikasi dimana saja, telpon rumah menjadi barang usang dan keberadaannya sekarang banyak di gunakan untuk internet atau televisi kabel. Tetapi apakah semua itu dapat mengangkat kesejahteraan penduduk dan dapat merubah kotanya menjadi nyaman untuk dihuni?
Di hubungkan dengan kepercayaan Tionghoa, Memang telekomunikasi adalah tulang punggung kota sehingga kota dapat tegak berdiri. Tetapi kota yang cerdas bukan hanya tulang punggung yang tegak tetapi bagaimana memanfaatkan titik Chi secara cerdas untuk dapat berkembang atau memberdayakan titik simpul agar peredaran darah kota menjadi lancar. Chi adalah titik simpul yang harus dimanfaatkan secara optimal dengan teknologi digital sehingga hidup menjadi lebih efisien dan pelayanan kota menjadi cepat dan lancar seperti perumpamaan peredaran darah di atas.
Dari definisi ini tentunya kota cerdas bukan hanya melulu kota modern dengan teknologi canggih. Dijaman dulupun sudah ada kota cerdas yang mengembangkan wilayah kota dengan titik simpul kota yang baru seperti Kota semarang pada tahun 1914 dengan koloniale tentoonstelling sebagai titik simpul baru. Memang sekarang pengembangan kota ditarik dengan jalan baru seperti jalan lingkar sehingga perkembangan kota tidak terkendali. Pengembangan kota dengan memberdayakan titik simpul yang ada lebih cenderung untuk mengendalikan pertumbuhan kota sementara membuat kota lebih nyaman dan dapat memberi kesejahteraan.
Harus diakui bahwa kemajuan teknologi akan menggerakkan ekonomi titik simpul kota secara lebih cepat. Di Indonesia seharusnya kota cerdas diinterpretasikan sebagai perkuatan titik-titik simpul kota agar dapat diberdayakan, baik titik simpul itu pasar, stasiun, pecinan dan lain-lain. Sebagai simpul pembentuk kota, ia seharusnya nyaman untuk di kunjungi dan mengundang pariwisata dikemudian hari. Kota yang cerdas adalah kota yang mampu mendaya-gunakan dirinya. Ini adalah tugas para pengelola kota karena sampai sekarang titik-titik simpul kota di biarkan merana dengan bangunan yang kusam dan tidak terurus dengan baik.
Kota cerdas sangat tergantung dari bagaimana mendaya-gunakan titik simpulnya. Ia meliputi berbagai sektor dan wilayah kota, topik yang akan di soroti dalam website kami. Berdasarkan kenyataan betapa kompleksnya tujuan pembangunan kota cerdas, dalam website citynodes kami membuka menu kota cerdas sehingga dapat kita diskusikan bersama.
Untuk artikel yang lebih lengkap silahkan baca di citynodes.
Untuk artikel yang lebih lengkap silahkan baca di citynodes.
No comments:
Post a Comment