Praha
Lahirnya perencanaan kota modern yang bertolak pada perhitungan-perhitungan demografi yang berkorelasi pada kebutuhan hidup umat manusia, muncul ke permukaan setelah lahirnya era industri di Eropa Barat sebagai reaksi terhadap rusaknya lingkungan hidup . Berkembangnya industri dasar yang menempati kota tanpa direncanakan secara matang sebelumnya. telah menarik penduduk desa untuk berurbanisasi membanjiri kota, mengisi tempat-tempat terbuka, menghuni bagian-bagian kota yang tidak didukung oleh sanitasi, saluran air bersih yang memadai sehinggarnenimbulkan penyakit epidemik serta malapetaka yang lain. Modernisasi benar-benar menjadi "issue" yang kuat melatar belakangi para pemikir dan arsitek guna mengetengahkan ide tentang kota modern.
Ide-ide modernisasi kota tersebut mulai berkembang pada abad ke 19 dengan Hausmann yang mereorganisasi kembali kota Paris. Selain mendisain fasilitas-fasilitas sosial juga menqatur kembali pola jalannya. Demikian pula dengan ide-ide Utopia seperti ide Ledoux tentang "ideal city of Chaux 1804" dimana pada pusat kota ia dirikan pabrik. Ebenezer Howard juga mengetengahkan Garden City yang mengawinkan antara kota dan desa menjadi kota yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan Tony Gardier yang menciptakan kota terbuka untuk 35.000 penduduk serta terbagi atas zona-zona fungsi terpisah yang mana ide ini memberi aniisipasi pada CIAM (Congres International L'architectur Modeme) ke IV di Athen. Pada semua ide-ide Utopia ini, jalan memberi pola kota yang diidealkan, jalan menjadi kerangka dasar bagi disain-disain mereka.
Dalam kaitannya dengan jalan, yang paling menarik adalah ide-ide perencanaan kota setelah perang dunia I "Kota Kontemporer" (Ville Conteraporaine) hasil pemikiran Le Corbusier tentang perencanaan kota modern untuk mewadahi 3 juta penduduk yang mana salah satu prinsipnya adalah memperbesar prasarana transportasi (jalan) untuk memberi keleluasaan pergerakan kendaraan bermesin. Walaupun ide ini disempurnakan Le Corbusier pada CIAM IV dengan "kota radian" (Ville Radiusse) dimana kota dibagi menurut berbagai zona-zona fungsi seperti perumahan, hotel, industri berat dan ringan, serta meletupkan ide "Blok" yang baru dan sempat terkenal sebagai revolusi pemecahan kepadatan bangunan perkotaan, tetapi jalan tidak lebih daripada tempat lalu-lintas mobil yang serba cepat.
Ide-ide modernisasi kota tersebut mulai berkembang pada abad ke 19 dengan Hausmann yang mereorganisasi kembali kota Paris. Selain mendisain fasilitas-fasilitas sosial juga menqatur kembali pola jalannya. Demikian pula dengan ide-ide Utopia seperti ide Ledoux tentang "ideal city of Chaux 1804" dimana pada pusat kota ia dirikan pabrik. Ebenezer Howard juga mengetengahkan Garden City yang mengawinkan antara kota dan desa menjadi kota yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan Tony Gardier yang menciptakan kota terbuka untuk 35.000 penduduk serta terbagi atas zona-zona fungsi terpisah yang mana ide ini memberi aniisipasi pada CIAM (Congres International L'architectur Modeme) ke IV di Athen. Pada semua ide-ide Utopia ini, jalan memberi pola kota yang diidealkan, jalan menjadi kerangka dasar bagi disain-disain mereka.
Dalam kaitannya dengan jalan, yang paling menarik adalah ide-ide perencanaan kota setelah perang dunia I "Kota Kontemporer" (Ville Conteraporaine) hasil pemikiran Le Corbusier tentang perencanaan kota modern untuk mewadahi 3 juta penduduk yang mana salah satu prinsipnya adalah memperbesar prasarana transportasi (jalan) untuk memberi keleluasaan pergerakan kendaraan bermesin. Walaupun ide ini disempurnakan Le Corbusier pada CIAM IV dengan "kota radian" (Ville Radiusse) dimana kota dibagi menurut berbagai zona-zona fungsi seperti perumahan, hotel, industri berat dan ringan, serta meletupkan ide "Blok" yang baru dan sempat terkenal sebagai revolusi pemecahan kepadatan bangunan perkotaan, tetapi jalan tidak lebih daripada tempat lalu-lintas mobil yang serba cepat.
No comments:
Post a Comment