Saturday, January 20, 2018

Seni Di Kota Tua Jakarta



Seni Di Kota Tua Jakarta



Siapa bilang wong cilik di Jakarta hanya menimbulkan masalah sosial dan lingkungan, serta mengotori jalan dan trotoar? Mereka adalah kelompok yang tersingkir dari kehidupan kota yang semakin modern. Sama nasibnya dengan kota tua yang bertembok kusam dan cat kusennya sudah lama terkelupas, terpinggirkan oleh bagian kota yang baru, berlantai granit yang mengkilat, kusennya dari alumunium, berdinding kaca yang menyilaukan. Tulisan ini akan membahas wong cilik dari sudut yang berbeda. Wong Cilik yang menyalurkan bakat positifnya melalui guratan kuas di atas kanvas, coretan sketsa pensil di atas kertas yang memiliki nilai seni.  
Lihatlah misalnya, di trotoar Jalan Pintu besar Jakarta terdapat pelukis-pelukis jalanan, wong cilik yang berkarya melalui naluri seni: lukisan. Mereka melukis wajah orang serta bagian kota lama untuk mencari nafkah. Para pelukis ini menggelar lukisannya di pinggir trotoar, terlindungi dari hujan dan terik matahari oleh tenda atau lantai atas deretan rumah toko yang menjorok keluar. Bagi yang tertarik dengan jasa ini dapat meninggalkan foto yang akan di lukis dengan pensil hitam dengan ongkos Rp 400 ribu Rupiah. Tetapi, wong cilik ini bukan hanya melukis dengan pensil, juga dengan Cat minyak yang berwarna baik lukisan wajah ataupun bangunan-bangunan di kota tua
Para pelukis ini dengan expresinya juga melukis mural di dinding rumah yang tidak berpenghuni. Lukisan mereka tampak jelas dari seberang jalan, memeriahkan suasana macet kota Jakarta.  Dengan ekspresi kritik yang tegas, di tahun 2001 mereka melukis tokoh-tokoh politik yang sedang berada di atas panggung Indonesia. Secara diam-diam seorang profesor dari universitas Leiden yang kebetulan lewat memotretnya untuk menjadi bagian dari makalah tentang kota Jakarta.
Di pintu toko yang tertutup selama tujuh belas tahun, semenjak kerusuhan di tahun 1998, mereka menggantungkan bermacam-macam lukisan. Ditembok rumah yang tidak terurus mereka berekspesi berekspresi melalui lukisan untuk melupakan kondisi ekonomi yang menderanya menjadi pelukis jalanan. Kota Jakarta yang modern sudah tidak mau melirik mereka lagi, menghempaskan mereka ke kota tua yang tidak terurus. Pelukis Jalanan ini adalah pencipta keindahan yang terkubur oleh gemerlap kota, seperti kota lama Jakarta yang tersingkir oleh bagian kota modern yang gemerlapan.  
Para pelukis ini mencurahkan bakatnya di atas trotoar yang jarang di lalui orang, di depan ruko yang tidak berpenghuni. Memang sejak kerusuhan 1998 banyak bangunan yang rusak dan dibiarkan oleh penghuninya, sehingga tetumbuhan muncul di lantai atas yang tidak terurus. Para pemilik rumah kosong ini trauma terhadap kerusuhan yang menghancurkan harta miliknya. Namun di depan rumah kosong mereka justru menjadi tempat bagi para pelukis ini untuk berkarya.
Seni lukis seperti di Jalan Pintu Besar ini haruslah di kembangkan untuk menghidupkan kota tua. Di kota-kota tua di Eropa misalnya, dapat di temui para pelukis jalanan yang menjadi pusat perhatian para pejalan kaki. Di Paris banyak para pelukis yang melukis sudut kota dan reproduksi lukisannya dijual di kios-kios pinggir jalan. Di tepi kanal-kanal kota Amsterdam juga terdapat para pelukis yang menjadi pusat kerumunan para pejalan kaki yang kemudian membeli lukisan itu.
Kota yang benar adalah kota yang mampu merangkul para senimannya. Kota yang mengangkat harkat pelukis dan memberinya tempat. Lukisan di sepenggal trotoar Jalan Pintu Besar mungkin tidak sebanding dengan lukisan di galeri pelukis ternama, tetapi mereka, wong cilik ini, yang membuat kota tua tetap hidup walaupun sekarat. 
Di Pasar baru, pada bagian pinggir Jalan Samanhudi, juga terdapat penjual lukisan dan rangka lukisan atau foto. Kiosnya menempel di trotoar dan menyita tempat bagi para pejalan kaki. Jika banjir datang mereka buru-buru menyelamatkan lukisan-lukisan itu. Setelah jalanan kering kembali mereka menggelar kembali lukisannya di “galeri tenda”nya.
Dari wawancara, kebanyakan mereka adalah pelukis yang bukan berasal dari sekolah seni. Mereka secara otodikdak senang melukis dan akhirnya mencari nafkah dengan keahlian seninya melukis. Semua pekerjaan seni memang bermula dari kesenangan, hobi, baik itu seni lukis atau seni yang lain. Kemampuan seni itu akan berkembang jika pemerintah, baik pemerintah kota ataupun pemerintah pusat serius dalam mengembangkan seni di Indonesia khususnya di kota tua Jakarta.
Ironisnya, para pelukis di kota tua Jakarta seakan berjalan sendiri. Mereka menggantungkan lukisannya di tempat yang tidak banyak di kunjungi para wisatawan sehingga tidak bisa menjadi bagian dari atraksi pariwisata. Seni di Kota Tua adalah bagian dari cara menghidupkan kota lama.
Trotoar kota lama seharusnya menjadi gallery lukisan bagi semua orang, bukan terpencil seperti di trotoar Jalan Pintu Besar. Warga kota seharusnya merasa bangga dan berharga tatkala berjalan disitu, mengapreasi dan mengkritik hasil seni para pelukis Jakarta. Sehingga Trotoar kota lama bukan hanya tempat para pelukis dari golongan bawah yang tidak dapat pameran di galeri, juga merupakan tempat bagi para pelukis terkenal untuk membuka galerinya di sana. Kota tua Jakarta adalah rumah para pelukis dan seniman pada umumnya. Mungkinkah?

Tuesday, September 1, 2015

Kota Cerdas

Kota Cerdas? Transportasi Publik dan Sektor Informal di Jakarta 

Kota cerdas, apakah itu? Banyak pengelola kota di Indonesia mengartikan kota cerdas sebagai kota yang penuh teknologi sehingga mereka mengadakan program Wi-Fi di seluruh kota dengan tujuan semua orang dapat dengan mudah mengakses internet. Di Indonesia kota cerdas di asosiasikan sebagai kota yang memiliki teknologi informasi canggih. Semua pelayanan kota dilakukan secara online, baik dari mencari tempat tidur di rumah sakit bagi mereka yang harus rawat inap, sampai dengan pelayanan kependudukan yang dapat diakses dari rumah melalui perangkat komputer. Benarkah demikian?
 
Kota Cerdas adalah kota yang mampu memanfaatkan teknologi digital atau teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kota, mengurangi konsumsi dan biaya pengeluaran, baik energi, transportasi, sampah, air bersih, dan air kotor, serta mempererat hubungan antar warga kota sehingga kotanya menjadi nyaman  Tetapi, Indonesia selama ini sangat jauh dari kota cerdas karena kota cerdas membutuhkan pengelolaan kota yang prima. Kota-kota di Indonesia masih kekurangan energi terbukti dengan listrik yang sering padam, sampah yang tidak terkelola dengan baik, air bersih yang tidak mengalir, air kotor yang mampet sehingga menimbulkan penyakit. Semua adalah bukti bahwa jarak antara kota cerdas yang diidamkan dan kenyataan yang ada masih sangat jauh.
 
Kota yang cerdas adalah kota yang nyaman dihuni dan mampu memberi kesejahteraan bagi penduduknya. Kota yang tidak hanya secara ekonomi mampu mensejahterakan penduduknya, tetapi juga nyaman dihuni sehingga setiap penduduknya termotivasi untuk maju, terinspirasi dan di dorong untuk lebih produktif. Sehingga bisa dikatakan kota cerdas lebih banyak berhubungan dengan perencanaan kota baik perencanaan sosial maupun ruang yang dapat menjadi wadah untuk  hidup nyaman. Itu berarti teknologi informasi hanya bagian kecil dari kota cerdas secara keseluruhan.
 
Di dalam perencanaan sosial dan ruang itu, Kota cerdas adalah kota yang mampu berproduksi dengan memanfaatkan berbagai titik simpul yang ada. Disitulah letak kecerdasan kota. Memang benar Kota Cerdas adalah kota yang dapat memberi fasilitas telekomunikasi bagi penduduknya. Dulu sebelum ada telepon seluler, kota cerdas adalah kota yang dapat memberi fasilitas telpon bagi penduduknya. Sekarang hampir semua orang memiliki telpon seluler dan dapat bertelekomunikasi dimana saja, telpon rumah menjadi barang usang dan keberadaannya sekarang banyak di gunakan untuk internet atau televisi kabel. Tetapi apakah semua itu dapat mengangkat kesejahteraan penduduk dan dapat merubah kotanya menjadi nyaman untuk dihuni?
 
Di hubungkan dengan kepercayaan Tionghoa, Memang telekomunikasi adalah tulang punggung kota sehingga kota dapat tegak berdiri. Tetapi kota yang cerdas bukan hanya tulang punggung yang tegak tetapi bagaimana memanfaatkan titik Chi secara cerdas untuk dapat berkembang atau memberdayakan titik simpul agar peredaran darah kota menjadi lancar. Chi adalah titik simpul yang harus dimanfaatkan secara optimal dengan teknologi digital sehingga hidup menjadi lebih efisien dan pelayanan kota menjadi cepat dan lancar seperti perumpamaan peredaran darah di atas.
 
Dari definisi ini tentunya kota cerdas bukan hanya melulu kota modern dengan teknologi canggih. Dijaman dulupun sudah ada kota cerdas yang mengembangkan wilayah kota dengan titik simpul kota yang baru seperti Kota semarang pada tahun 1914 dengan koloniale tentoonstelling sebagai titik simpul baru. Memang sekarang pengembangan kota ditarik dengan jalan baru seperti jalan lingkar sehingga perkembangan kota tidak terkendali. Pengembangan kota dengan memberdayakan titik simpul yang ada lebih cenderung untuk mengendalikan pertumbuhan kota sementara membuat kota lebih nyaman dan dapat memberi kesejahteraan.
 
Harus diakui bahwa kemajuan teknologi akan menggerakkan ekonomi  titik simpul kota secara lebih cepat. Di Indonesia seharusnya kota cerdas diinterpretasikan sebagai perkuatan titik-titik simpul kota agar dapat diberdayakan, baik titik simpul itu pasar, stasiun, pecinan dan lain-lain. Sebagai simpul pembentuk kota, ia seharusnya nyaman untuk di kunjungi dan mengundang pariwisata dikemudian hari. Kota yang cerdas adalah kota yang mampu mendaya-gunakan dirinya. Ini adalah tugas para pengelola kota karena sampai sekarang titik-titik simpul kota di biarkan merana dengan bangunan yang kusam dan tidak terurus dengan baik.
 
Kota cerdas sangat tergantung dari bagaimana mendaya-gunakan titik simpulnya. Ia meliputi berbagai sektor dan wilayah kota, topik yang akan di soroti dalam website kami. Berdasarkan kenyataan betapa kompleksnya tujuan pembangunan kota cerdas, dalam website citynodes kami membuka menu kota cerdas sehingga dapat kita diskusikan bersama.

Untuk artikel yang lebih lengkap silahkan baca di citynodes.

Sunday, August 23, 2015

Selamat Datang di Wisindo, Wisata Indonesia

Pariwisata di Tepi Sungai Mentaya Sampit

Selamat datang di situs Wisindo. Kami senantiasa memberikan informasi wisata di Indonesia sampai dengan kota sekecil apa pun. Bagi kami semua tempat di Indonesia adalah Indah dan dapat dijual sebagai tujuan pariwisata. Apakah seluruh wilayah Indonesia adalah surganya pariwisata? Tergantung bagaimana kita melihatnya. Website ini mengajak anda untuk mengekplorasi seluruh wilayah Indonesia. Kami memandang Nusantara sebagai halaman luas yang dimana saja dapat ditanami “pohon pariwisata” yang nantinya akan berbuah memberikan kemakmuran bagi rakyatnya. Maka dari itu kami terbuka jika ada pemerintah daerah yang ingin mempromosikan pariwisata di daerahnya di website ini.

Selain itu situs kami juga melakukan pendidikan pariwisata bagi siapa saja yang ingin tahu apa itu pariwisata. Maka dari itu banyak tulisan pariwisata yang mudah dimengerti oleh semua orang. Kami selalu berusaha menyederhanakan segala hal yang rumit dan sulit untuk dimengerti. Teori-teori pariwisata yang hanya dimengerti oleh dunia kampus diubah menjadi sederhana dan enak dibaca.

Jangan lupa, situs ini mengungkap secara lebih luas tentang perencanaan pariwisata. Bagi kami masalah pariwisata bukan hanya bagaimana mempromosikannya sehingga laku dijual, tetapi juga bagaimana mempersiapkannya. Suatu perencanaan pariwisata merupakan multidisiplin. Untuk itu kami bekerjasama dengan perguruan tinggi terkemuka untuk menjelaskan hal ini.

Kami juga menyajikan tulisan-tulisan ringan, enak dibaca dan memberi pendidikan pariwisata. Cita-cita kami adalah semua orang Indonesia sadar wisata. Dengan demikian akan mudah menatanya dan mempromosikan pariwisata. Kekuatan pariwisata sebenarnya terletak pada kesadaran masyarakatnya untuk menjadi masyarakat yang “menjual” pariwisata.

Selamat Datang di Wisindo!

Batavia Kota Lama Jakarta

Batavia Old Jakarta

Goodemorgen para Batavian.


Selamat datang di Klik Batavia! Tempat berbincang dan berdiskusi tentang Batavia, kota lama Jakarta. Sebagai admin, saya mengharapkan anda merasa kembali kemasa lampau. Memang Batavia sendiri banyak diceritakan orang Jakarta tetapi belum ada situs yang menfokuskan diri pada perbicangan dan diskusi tentang Batavia.


Walaupun Batavia hanya bagian yang sangat kecil dari Indonesia, karena  merupakan kota tua ibukota Negara dia adalah cermin pembangunan kota lama di seluruh Indonesia. Sejarah kota yang panjang mulai jaman VOC yang konon dibangun sebagai tiruan Kota Amsterdam, sampai jamannya Pak Ahok sebagai gubernur, kota tua Jakarta selalu menunjukkan dinamika yang tidak pernah layu.


KlikBatavia akan sangat diperlukan semua orang baik yang cinta kota lama atau yang tidak memiliki perhatian sama sekali. Bagi pecinta kota lama tentu situs ini adalah rumah untuk mengekpresikan diri, membedah memori kolektif yang selama ini terpendam. Bagi mereka yang belum memiliki perhatian tentang kota lama, harus dibuat tertarik. Mengapa? Kota Lama Jakarta – Batavia adalah identitas Jakarta di jaman internet. Jangan hanya melihat di koran atau televisi tentang indahnya kota lama Amsterdam, tetapi kita harus bisa membangkitkan kecintaan terhadap kota lama Jakarta - Batavia


Bagi orang muda, kota tua adalah wahana untuk belajar baik dari sudut seni, arsitektur, kesehatan kota, bahkan ekonomi kota. Bagi para peneliti baik dibidang-bidang yang disebutkan tadi ataupun bidang-bidang yang lain, adalah obyek penelitian yang sangat menarik. Untuk orang awam, kota tua merupakan pusat kenangan masa lampau. Kota lama adalah ruang yang menyegarkan dari kejenuhan kota modern yang penuh dengan gedung tinggi tetapi sekaligus macet dan kumuh, seperti halnya kota-kota di Negara yang sedang berkembang.


Segalanya tentang Batavia! Tuangkan apa saja yang menjadi pemikiran anda tentang kota tua Jakarta, baik lewat tulisan di Blog, komentar, berpartisipasi dalam forum diskusi. Bahkan, membaca artikel di menu Klik Batavia saja, sudah merupakan partisipasi penting dalam keterikatan dengan kota lama.



Ayo berpetualang di Batavia yang penuh misteri!