Monday, May 4, 2015

Kritik Arsitektur: Satu Pembebasan ?

Jacov Chernikhov Architektonische Fantasie: Antara Bangunan dan Jalan

Jalan dan arsitektur adalah juga dasar bagi tumbuhnya kritik arsitektur di Indonesia karena jalan adalah cermin dari bahasa arsitektur yang tidak bersuara. dialektika antara; sejarah kota, kemajuan jaman dan peruangan yang tertanam disini.
 
Agaknya, ia tidak bertentangan dengan Manfredo Tafuri yang mengatakan bahwa kritik arsitektur bermanfaat untuk menjawab krisis bahasa didalam arsitektur modern.  Bahasa disini bukanlah bahasa yang diartikan Charles Jencks sebagai Klasisme yang menopengi arsitektur modern. Bahasa disini adalah konteks dalam tiga hal: sejarah (masa lalu) dan sekaligus masa sekarang dan mendatang. Mengawinkan tiga hal ini adalah mencari kebebasan tanpa mempecundangi lingkungan yang telah berbentuk sebelumnya.

Kritik arsitektur di Indonesia menjadi penting untuk meningkatkan profesionalisme arsitek yang sekarang ini di dalam sangkar "dual coding": Antara arsitek-pemborong, pemilik rumah sekaligus arsiteknya, birokrat menentukan bentuk arsitektur, yang semuanya tumbuh tanpa teori, tanpa konteks yang semestinya menjadi dasar bagi perancangan sebuah bangunan.

Secara operatif Manfredo Tafuri mengatakan bahwa kritik arsitektur adalah mempertemukan antara masa lalu dan perencanaan masa depan.  Kegagalan-kegagalan yang telah kita temui, tidak perlu diulang lagi. Keruwetan lalu lintas telah terbukti bukan karena lalu lintas yang sudah sedemikian padat hingga jalan yang ada harus dilebarkan. Tetapi karena tidak adanya disiplin masyarakat. Meningkatkan disiplin masyarakat tentunya bukan melalui arsitektur, melainkan pendidikan. Pendidikan bukan berarti pendidikan formal, tetapi upaya mengubah mental budaya bangsa.

Hal ini tentu saja harus didasari oleh perbaikan ekonomi yang wajar. Andaikata saja pekerjaan formal bisa didapat tentunya tidak ada sopir minibus angkutan kota, kernel bus kota yang berhenti di sembarang tempat uriuikmencari sesuapnasi. Perbaikan ekonomi akan muncul jika kemiskinan baik di Desa maupun di perkotaan diberantas pergi. Karena hanya didalam kemiskinan pulalah hidup menjadi garang. Ibarat harimau lapar yang menerjang apa saja demi kelangsungan hidupnya.

Kritik arsitektur di Indonesia harus tumbuh untuk menyatukan dua gadis kembar yang telah lama berpisah: arsitektur dan jalan kota. Kritik arsitektur pulalah yang menjadi patok bagi satu kebebasan berkreasi.

No comments:

Post a Comment