Sistem Tata Ruang Di Sukamara
Kota dibangun oleh manusia dan dihuni oleh manusia pula, maka lingkungan kota yang mula dibangun untul mewadahi kehidupan manusia (Madinapour 1996). Dalam konteks ini kota tersusun dalam alam pemikiran kosmologis yang menjadi dasar kehidupan. Seperti kota-kota air di kalimantan Tengah, Sukamarapun disusun berdasarkan prinsip kota air.
Tata ruang di Kota lama Sukamara adalah tata ruang permukiman air yang mana sungai menjadi orientasi rumah. Sungai merupakan ruang positif yang menarik kegiatan dari dalam rumah. Jika pintu depan rumah dianggap sebagai ambang ruang pribadi seseorang, begitu seseorang tadi mencapai sungai, dia tidak hanya keluar dari rumah tetapi sekaligus juga keluar dari desa dan bahkan kotanya. Maka dari itu tiap rumah memiliki perahu dan dengan perahu itulah mereka mencapai pasar dan pusat-pusat kehidupan yang lain. Sukamara merupakan kota yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sungai karena sungai adalah urat nadi permukimannya. Dari struktur lokasi inilah kosmologi tadi dibangun seperti dalam gambar dibawah ini
Untuk membangun kota yang manusiawi ini, maka sistem kosmologi, kebudayaan dan pola kehidupan masyarakatnya tidak boleh dirusak. Sebagai kota yang manusiawi, maka sukamara bukanlah sistem tata ruang ekonomi dimana yang dipikirkan adalah lokasi strategis untuk berdagang dan memasarkan sesuatu. Kota yang manusiawi adalah kota yang dibangun menurut pola ruang sosial yang mana komunitas masyarakat yang guyub tetap dipertahankan. Kota-kota besar Asia seperti Hongkong dan Singapore merupakan kota yang berubah struktur ruang sosialnya dari kota tradisional yang maka jalan-jalan diapit oleh bangunan satu sampai dengan dua lantai, maka dengan dibangunya apartmen yang tinggi strukmtur ruang tadi berubah. Untuk tetap memberikan ruang sosial yang sesuai dengan tradisi mereka di berbagai sudut kota diberi ruang-ruang komunitas yang terdiri dari tempat makan (restauran-restauran), tempat olah raga, pasar basah dan taman untuk tempat bercanda.
Membangun kota Sukamara pun seharusnya tetap memperhatikan tradisi masyarakat kota yang demikian akrab sati dengan yang lain. Kota bukan dibangun untuk kendaraan sehingga jalan harus terus menerus dilebarkan seperti kota-kota di Pantura Jawa yang kehilangan jiwa atau rohnya. Kota yang indah terdiri dari bagian kota lama dengan jalan yang sempit, sementara fungsi-fungsi baru bermunculan diluar kota lama. Macao adalah kota yang faham tentang hal ini. Berbeda dengan Jakarta yang membongkar bagian kota lamanya, Kota lama Macau tetap ada dengan jalan sempit dan tetap menjadi pusat kehidupan kota. Selain pertokoan, bagian kota lama yang tertutup bagi kendaraan ini menjadi mall besar di tepi pantai.
Tata ruang di Kota lama Sukamara adalah tata ruang permukiman air yang mana sungai menjadi orientasi rumah. Sungai merupakan ruang positif yang menarik kegiatan dari dalam rumah. Jika pintu depan rumah dianggap sebagai ambang ruang pribadi seseorang, begitu seseorang tadi mencapai sungai, dia tidak hanya keluar dari rumah tetapi sekaligus juga keluar dari desa dan bahkan kotanya. Maka dari itu tiap rumah memiliki perahu dan dengan perahu itulah mereka mencapai pasar dan pusat-pusat kehidupan yang lain. Sukamara merupakan kota yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sungai karena sungai adalah urat nadi permukimannya. Dari struktur lokasi inilah kosmologi tadi dibangun seperti dalam gambar dibawah ini
Untuk membangun kota yang manusiawi ini, maka sistem kosmologi, kebudayaan dan pola kehidupan masyarakatnya tidak boleh dirusak. Sebagai kota yang manusiawi, maka sukamara bukanlah sistem tata ruang ekonomi dimana yang dipikirkan adalah lokasi strategis untuk berdagang dan memasarkan sesuatu. Kota yang manusiawi adalah kota yang dibangun menurut pola ruang sosial yang mana komunitas masyarakat yang guyub tetap dipertahankan. Kota-kota besar Asia seperti Hongkong dan Singapore merupakan kota yang berubah struktur ruang sosialnya dari kota tradisional yang maka jalan-jalan diapit oleh bangunan satu sampai dengan dua lantai, maka dengan dibangunya apartmen yang tinggi strukmtur ruang tadi berubah. Untuk tetap memberikan ruang sosial yang sesuai dengan tradisi mereka di berbagai sudut kota diberi ruang-ruang komunitas yang terdiri dari tempat makan (restauran-restauran), tempat olah raga, pasar basah dan taman untuk tempat bercanda.
Membangun kota Sukamara pun seharusnya tetap memperhatikan tradisi masyarakat kota yang demikian akrab sati dengan yang lain. Kota bukan dibangun untuk kendaraan sehingga jalan harus terus menerus dilebarkan seperti kota-kota di Pantura Jawa yang kehilangan jiwa atau rohnya. Kota yang indah terdiri dari bagian kota lama dengan jalan yang sempit, sementara fungsi-fungsi baru bermunculan diluar kota lama. Macao adalah kota yang faham tentang hal ini. Berbeda dengan Jakarta yang membongkar bagian kota lamanya, Kota lama Macau tetap ada dengan jalan sempit dan tetap menjadi pusat kehidupan kota. Selain pertokoan, bagian kota lama yang tertutup bagi kendaraan ini menjadi mall besar di tepi pantai.
No comments:
Post a Comment