Tudung Saji Kerajinan Unggulan Kota Pangkalan Bun
Untuk itu maka sebelum perencanaan tata ruang disusun perlu dilakukan penelitian Identifikasi produk andalan daerah dan kemungkinan pengembangannya. Di dalam identifikasi produk andalan harus menghasilkan profil produk kabupaten yang lengkap dengan data yang terakhir. Selain itu kemungkinan pengembangan produksi tadi harus dapat diungkap. Misalnya produksi buah-buahan di sebuah kabupaten, apakah mampu mengundang investor untuk mendirikan pabrik? Pada dasarkan jika suatu kabupaten surplus dengan satu hasil pertanian, perkebunan, ataupun kelautan, maka yang paling menguntungkan adalah jika pabrik pengolahannya juga terletak dikabupaten tadi. Dengan adanya agroindustri ini akan lebih banyak lagi kemungkinan turunan ekonomi daerah yang akan menyediakan lapangan kerja.
Selain identifikasi produk andalan, penyusunan tata ruang yang berorientasi pada pemasaran haruslah memperhitungkan pengaruh pasar global. Hasil-hasil bumi suatu kabupaten, bukan lagi masalah bagaimana membawanya ke pasar untuk dijual ke konsumen, tetapi juga harus lebih murah dari hasil bumi yang sama produksi suatu daerah di luar negeri. Dengan bebasnya suatu hasil bumi dari luar negeri masuk kedalam suatu wilayah kabupaten, sering lebih murah dari hasil bumi lokal. Hal ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi mengapa harga hasil bumi lokal yang lebih mahal dari hasil bumi dari luar negeri. Tetapi, jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik maka hasil bumi lokal akan mengalami kehancuran.
Selain kedua hal tadi penataan ruang suatu kabupaten harus memiliki konsep yang jelas. Dalam hubungannya dengan pemasaran produksi daerah, maka penyusunan tata ruang seharusnya berlandaskan pemikiran bahwa pembangunan kabupaten harus berorientasi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Untuk itu perlu diadakan identifikasi indikator ekonomi kecamatan yang bermanfaat untuk membaca profil seluruh kabupaten secara mikro.
Dari sini kelihatan bahwa tata ruang bukan hanya sekedar meletakkan warna dan arsir diatas peta kabupaten, tetapi lebih dari itu adalah penelitian yang mendalam mengenai kabupaten itu sendiri dan kondisi diluar kabupatennya. Ini karena tata ruang di era otonomi daerah harus bisa menjadi landasan pemasaran hasil produksi daerah.
Selain identifikasi produk andalan, penyusunan tata ruang yang berorientasi pada pemasaran haruslah memperhitungkan pengaruh pasar global. Hasil-hasil bumi suatu kabupaten, bukan lagi masalah bagaimana membawanya ke pasar untuk dijual ke konsumen, tetapi juga harus lebih murah dari hasil bumi yang sama produksi suatu daerah di luar negeri. Dengan bebasnya suatu hasil bumi dari luar negeri masuk kedalam suatu wilayah kabupaten, sering lebih murah dari hasil bumi lokal. Hal ini tentu banyak faktor yang mempengaruhi mengapa harga hasil bumi lokal yang lebih mahal dari hasil bumi dari luar negeri. Tetapi, jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik maka hasil bumi lokal akan mengalami kehancuran.
Selain kedua hal tadi penataan ruang suatu kabupaten harus memiliki konsep yang jelas. Dalam hubungannya dengan pemasaran produksi daerah, maka penyusunan tata ruang seharusnya berlandaskan pemikiran bahwa pembangunan kabupaten harus berorientasi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Untuk itu perlu diadakan identifikasi indikator ekonomi kecamatan yang bermanfaat untuk membaca profil seluruh kabupaten secara mikro.
Dari sini kelihatan bahwa tata ruang bukan hanya sekedar meletakkan warna dan arsir diatas peta kabupaten, tetapi lebih dari itu adalah penelitian yang mendalam mengenai kabupaten itu sendiri dan kondisi diluar kabupatennya. Ini karena tata ruang di era otonomi daerah harus bisa menjadi landasan pemasaran hasil produksi daerah.
No comments:
Post a Comment